Variasi Tuturan Bahasa Di Pasar Gladak Kaliwungu Kendal





VariasiTuturan Bahasa Di Pasar Gladak Kaliwungu Kendal






 Nurul Adiyanti
 16410139
 3B/PBSI/FPBS/UPGRIS

           BAB I
PENDAHULUAN

A.  LATAR BELAKANG
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang diucapkan oleh alat ucap manusia yang bersifat arbitrer(mana suka). Biasanya digunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerjasama,berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.
Saya memilih Topik: “ Kesantunan Bentuk Tuturan Bahasa Di Pasar” tepatnya di Pasar “Gladak Kaliwungu Kendal”. Karena saya ingin mengetahui lebih dalam tentang kesantunan berbahasa saat melakukan kegiatan jual beli di pasar gladak tersebut. Di pasar gladak banyak sekali orang yang masih menggunakan bahasa jawa. Ada yang menggunakan bahasa jawa kasar(ngoko), ada juga yang memakai bahasa jawa halus(bahasa krama), ada juga yang memakai bahasa indonesia(tentunya pedagang tersebuat bukan orang asli kaliwungu, namun berjualan disana). Disini saya akan meneliti pedagang yang berjualan ikan.

B.  RUMUSAN MASALAH
1.      Tuturan seperti apa yang digunakan di pasar gladak?
2.      Di mana letak kesantunan berbahasa jawa ngoko?



C.  TUJUAN
1.      Supaya bisa mengetahui dan mendeskripsikan jenis-jenis tuturan yang ada di pasar gladak saat proses jual beli berlangsung.
2.       Menunjukkan apakah hanya bahasa jawa ngoko saja yang ada di pasar gladak dan bagaimana tuturan para pedagang saat melayani pembelinya.
3.      Menjelaskan kesantunan yang muncul oleh penjual saat melayani pembelinya.
4.      Untuk mengetahui apakah sudah benar bahasa yang digunakan saat jual beli di pasar gladak, atau masih asal-asalan (kasar) seperti yang ada di terminal.

D.  MANFAAT
1.      Supaya kita bisa mengetahui bahasa-bahasa yang ada di pasar gladak.
2.      Supaya kita bisa berinteraksi secara langsung dengan pedagang tersebut dan bisa menawar langsung harga yang tadinya mahal, kemudian kita menawar murah, apakah si penjual itu ikhlas atau tidak untuk menyerahkannya ke pembeli.
3.      Supaya kita mengetahui, mana penjual yang ramah di pasar gladak, mana penjual yang judes/ kasar.
4.       Jika kita sudah kenal dengan si pedagang di pasar gladak, pasti kalau kita kesana lagi akan diberikan harga yang lebih murah.

E.   TEORI (Menggunakan teori Variasi Bahasa dari Segi Penutur)
Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi. Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang dilakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa. Keragaman bahasa akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta dalam wilayah yang sangat luas.
Variasi bahasa yang pertama dilihat berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek,yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
Variasi bahasa yang kedua berdasarkan penuturnya adalah yang disebut dialek, yakni variasi deari sekelompok penutur jumlahnya relatif,yang berada pada satu tempat, wilayah,atau area tertentu.
Penutur pada suatu dialek,meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing, memiliki kesamaan ciri yang menandai bahwa mereka berada pada satu dialek, yang berbeda dengan kelompok penutur yang lain,yang berada dalam dialeknya sendiri dengan ciri lain yang menandai dialeknya juga.

F.    METODE
Metode yang akan saya gunakan yaitu observasi. Metode observasi adalah kegiatan pengamatan yang direncanakan, sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati.
Dengan metode observasi ini saya akan melakukan penelitian langsung ke pasar gladak, dan langsung berkomunikasi dengan penjual yang ada disana tepatnya yaitu di penjual ikan. Karena saya penasaran tentang bahasa yang digunakan oleh penjual ikan tersebut, mengapa harus menggunakan bahasa jawa ngoko saja. Apakah tidak bisa berbahasa indonesia atau berbahasa krama halus.

       BAB II
PEMBAHASAN
Pembahasan bagian terpenting dari keseluruhan isi artikel ilmiah. Tujuan utamanya menjawab masalah,menafsirkan temuan, mengintegrasikan temuan penelitian.
            Metode observasi yang saya lakukan yaitu dipasar gladak kaliwungu, dan penelitiannya dengan seorang penjual ikan yang saya wawancarai dalam bahasa jawa krama. Apakah si penjual ikan ini akan merespon dengan bahasa jawa krama juga atau bahasa jawa ngoko. Berikut adalah hasil dari wawancara saya dengan penjual ikan.
Saya: “ Bu, iwak bawal niki sekilo regane pinten?”
Penjual ikan: “ Rp 20.000 (rung puluh ewu) mbak.
Saya: “ Mboten angsal kirang, Bu?”
Penjual ikan: “ Meh njaluk piro wis?”
Saya: “ 12.000 (kalih welas) Bu. Angsal mboten?”
Penjual ikan: “ Ojo lah mbak, tambahi sitik. Rp15.000 (limolas ewu) tak kekke wis. Pie?”
Saya:  “Nggih mpun, Bu Rp15.000 (gangsal welas) kula purun.”
Penjual ikan: “Sek tak pilihke sing apik mbak.”
 Saya: “Nggih, Bu.”
Penjual ikan: “Karo opo  meneh mbak?”
Saya: “Kalih urang,Bu seprapat mawon.”
Penjual ikan: “Diilangi kulitte orak mbak?”
Saya: “ Mboten usah Bu.”
Penjual ikan: “Iki mbak, berarti iwak bawal mau Rp 12.000 karo urange Rp 5.000. berarti Rp 17.000 mbak.”
Saya: “ Niki, Bu. Matur suwun.”
Penjual ikan: “ Susuk e Rp3000, yo mbak.”
Saya: “Nggih, Bu.”
Setelah saya mewawancarai penjual ikan, ternyata ibu penjual ikan tersebut memang tidak menggunakan bahasa jawa krama, melainkan menggunakan bahasa jawa ngoko. Beliau juga tidak menggunakan bahasa indonesia ketika melayani penjualnya. Jika ditanya alasannya kenapa, karena menggunakan bahasa jawa ngoko itu akan lebih mudah dimengerti oleh si penjual yang lain, dan juga si pembeli. Karena pembeli juga tidak akan terlalu memperhatikan bahasa, melainkan selalu menginginkan harga yang murah dari si penjual, dan yang paling penting jika pembeli itu berlaku sopan kepada si penjual, pasti si penjual juga akan berlaku sopan terhadap si pembeli. Jadi jika ada penjual yang tidak ramah, terkadang juga si pembeli tidak mau membeli sesuatu kepada si penjual yang tidak ramah tersebut. Jadi, kesopanan dan kesantunan disini sangat diperlukan. Apalagi yang ketika si pembeli ingin membeli sesuatu, si penjual malah melayani dengan marah-marah, maka hal seperti itu tidak ada yang akan membeli di si penjual yang marah-marah tersebut.


                       BAB III
                                                KESIMPULAN
Tuturan bahasa yang digunakan di pasar gladak kaliwungu yaitu menggunakan tuturan bahasa jawa ngoko, bahkan hampir semua penjual menggunakan bahasa jawa ngoko. Katanya, karena bahasa jawa ngoko lebih mudah dimengerti bagi si pembeli dibandingkan dengan bahasa jawa krama, maupun bahasa indonesia.
Letak kesantunan bahasa jawa ngoko, yaitu bisa dengan mudah berkomunikasi antara si penjual dengan si pembeli saat berlangsungnya kegiatan jual beli di pasar, terutama pasar gladak kaliwungu.



         DAFTAR PUSTAKA
Chaer,Abdul,Leonie Agustina.2010.Sosiolinguistik Pengenalan Awal.Jakarta:Rineka cipta.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal

Variasi Bahasa yang Terdapat pada Masyarakat Kota Ambon Maluku dan Kota Tual Maluku Tenggara”

Variasi Penggunaan Volume Bahasa pada Mayarakat Pegunungan dan Masyarakat Pesisir