Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal







ARTIKEL
Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa
Wonotenggang Rowosari Kendal
Sukma Nadiah
16410067
3B PBSI UPGRIS


BAB 1
A.    Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi Bangsa Indonesia. Akan tetapi kita dapat melihat betapa rendahnya pengetahuan berbahasa yang baik dn baku menurut Ejaan Bahasa Indonesia. Pada umumnya Bahasa Nasional digunakan baik pada situasi resmi maupun tidak resmi. Sedangkan bahasa resmi pun biasa digunakan dalam situasi resmi. Pada situasi resmi itulah bahasa dituntut menggunakan ragam baku. Pada situasi tidak resmi, bahasa yang digunakan yaitu ragam bahasa yang digunakan di sekitar lingkungan baik ragam bahasa pergaulan sehari-hari dan bahasa santai. Namun apabila kita melihat lagi di sekitar kita, bahasa Indonesia yang digunakan masih sangat rendah dalam penggunaan bahasa baku nya.
      Ragam tulis pada surat dinas di Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal penggunaan Bahasanya masih banyak terdapat kekeliruan, baik kesalahan huruf maupun kesalahan tanda baca. Dengan demikian, Bahasa Indonesia yang dianggap saat mudah oleh yang menggunakan sebagai alat komunikasi sehari-hari seharusnya dalam bahasa tulis pengungkapanya harus lebih sempurna dari bahasa lisan. Disebabkan oleh pengertian kata dan susunan kata dapat dibantu intonasi, mimik, dan gerak-gerik sebab itu kesalahan kata dalam bahasa lisan hampir tidak diperhatikan. Seharusnya dengan ini dalam pemakaian bahasa tulis, seseorang harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku daripada bahasa lisan.
      Surat dinas adalah semua surat yang berisikan masalah kedinasan atau administrasi-administrasi kedinasan atau pemerintahan. Surat dinas digunakan untuk keperluan dinas atau instansi-instansi pemerintahan. Bahasa surat dinas menggunakan bahasa yang baku, formal, jelas, mudah dipahami dan menggunakan EYD sebagai panduan penulisanya.  Maka dari itu seharusnya pemerintah dan staf-staf pemerintahan yang ada dibalai desa maupun kelurahan harus lebih memperhatikan bahasa tulis dan suran dinas.

B.    Rumusan Masalah

1.      Apa saja faktor yang mempengaruhi kesalahan bahasa tulis pada surat dinas di Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal?
2.      Mengapa kesalahan bahasa tulis pada surat dinas di Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal tidak diperhatikan dan masih berkembang sampai saat ini?

C.     Tujuan

1.      Mendiskripsikan bentuk-bentuk kesalahan penulisan huruf dan kata pada surat dinas di Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal.
2.      Mendiskripsikan pemakaian tanda baca pada surat dinas Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal.

D.    Teori
Analisis kesalahan berbahasa Indonesia menurut para ahli :
1.      Parera (1993: 7) mengemukakan bahwa analisis kesalahan berbahasa adalah kajian dan analisis kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa atau peserta didik atau pelajar asing atau seseorang atau bahasa kedua.
2.      Iswatiningsih (2003: 1) berpendapat bahwa Analisis Kesalahan Berbahasa adalah merupakan prosedur kerja dalam menelaah kesalahan berbahasa yang meliputi: mengenali data kesalahan serta menemukan pola kesalahan berdasarkan sumber-sumbernya tersebut.

Pengertian surat menurut beberapa para ahli seperti sebagai berikut:
1.      Slamet dan Sutono (1999) surat merupakan sarana komunikasi seseorang secara tertulis.
2.      Menurut Agus Sugiarto (2005:2) mengemukakan bahwa surat adalah alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan kepada pihak lain yang memiliki persyaratan khusus yaitu penggunaan kertas, penggunaan model atau bentuk, penggunaan kode dan notasi, pemakaian bahasa yang khas serta pencantuman tanda tangan.
3.      Slamet dan Sutono (1999) surat merupakan sarana komunikasi seseorang secara tertulis. Agar dapat dimengerti maksud dan tujuannya secara jelas, harus disusun menggunakan bahasa yang relatif singkat atau padat dan jelas. Surat dinas adalah semua surat yang berisikan masalah kedinasan atau administrasi-administrasi kedinasan atau pemerintahan. Surat dinas digunakan untuk keperluan dinas atau instansi-instansi pemerintahan. Bahasa suat dinas menggunakan bahasa yang baku, formal, jelas, mudah dipahami dan menggunakan EYD sebagai panduan penulisannya.

E.     Metode

Pada penulisan artikel ini, metode yang digunakan adalah surat dinas di Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu kesalahan ejaan bahasa tulis pada surat dinas di Balai Desa Wonotenggang, Rowosari Kendal.

BAB II

PEMBAHASAN
1.      Penulisan Ejaan
a.      Penulisan huruf kapital
-          Penulisan huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat, terutama pada penulisan judul.
-          Penulisan huruf kapital  dipakai sebagai huruf pertama kata awal pada penulisan nama orang.
-          Penulisan huruf kapital  dipakai sebagai huruf pertama kata awal pada penulisan nama tempat atau instansi.f kapital. Selain kata (kecamatan, desa, rt, rw) menggunakan huruf kecil semua, baru kemudian nama tempat  tersebut diawali dengan huru
-          Penulisan huruf kapital  dipakai sebagai huruf pertama kata awal pada penulisan
b.      Penulisan huruf dalam suku kata
-          Kesalahan penulisan suku kata
Pada penulisan salam, penulisan salam yang benar yaitu menggunan bahasa baku;
Asalamu‟alaikum Wr. Wb.
Wasalamu‟alaikum Wr. Wb
-          Kesalahan penulisan kata yang tidak baku
Banya kita lihat pada kesalahan penulisan kata baku yang menjadi tidak baku dikarenakan perubahan tulisan atau huruf;
Izin diganti menjadi ijin
Saudara diganti menjadi saodara
c.       Kesalahan penulisan singkatan atau akronim
-          Dalam penulisan singkatan umum menurut Ejaan yang disempurnakan ditulis dengan huruf  kecil;
an (atas nama) ditulis menjadi An
sd (sampai dengan) ditulis menjadi S/d

2.      Pemakaian tanda baca
a.      Pemakaian tanda baca titik (.)
Pemakaian tanda baca titik (.) biasa digunakan pada akhir kalimat untuk mengakhiri atau menyelesaikan topik yang sedang berlangsung. Pemakaian tanda baca titik (.)  juga digunakan untuk mengakhiri singkatan, seperti;
-          Yth.
-          NIP.
Sedangkan pada penulisan perihal surat maupun alamat surat pada akhir kata tidak menggunakan tanda baca titik (.)
-          Perihal: Undangan Rapat Camat
-          Yth. Kepala Desa se-Kec. Rowosari

Adapun penelitian tersebut berdasarkan apa yang saya dapatkan dari peninjauan langsung surat dinas yang ada di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal. Hasil analisis ini menunjukkan adanya kesalahan penulisan bahasa Indonesia di instansi-instansi pemerintah pada Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal.

BAB III

PENUTUP

1.      KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan diatas, kesalah ejaan pada penulisan surat dinas yang ada di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal yaitu kurangnya pengetahuan kaidah – kaidah dalam penggunaan bahasa Indonesia pada penulisan surat – menyurat baik surat dinas ataupun surat resmi. Kurangnya penyuluhan dan pembinaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan kurangnya pengetahuan tentang Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Oleh karena itu pada penulisan surat dinas ataupun surat resmi ini belum sempurna dan masih banyak kesalahan.

2.      SARAN

Sebaiknya perangkat desa atau bagian pengurus surat menyurat mempelajari kaidah-kaidah pemakaian bahasa Indonesia dalam menulis surat dinas atau surat resmi. Selain itu, kantor desa melengkapi buku – buku khususnya yang ada kaitannya dengan penyuluhan dan pembinaan bahasa Indonesia di perpustakaan kantor. Serta meningkatkan pengetahuan tentang bahasa surat dinas dan pengetahuan tentang Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan sehingga dalam pelaksannan surat menyurat akan baik dan terhindar dari kesalahan ejaan.

Daftar Pustaka

 Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Variasi Penggunaan Volume Bahasa pada Mayarakat Pegunungan dan Masyarakat Pesisir

Perbedaan Bahasa dan Kebudayaan pada Anak Desa di Bandar, Batang dan Bahasa Anak Kota di Semarang pada Orang Tua