Penggunaan Bahasa pada Transaksi Jual Beli Online Shop Sari Colection

Iis Nur Wahyuni
16410081
3B/PBSI/FPBS/UPGRIS

BAB I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan. Banyak sekali berbagai variasi bahasa yang muncul di kalangan masyarakat. Variasi bahasa muncul salah satunya karena berkembangnya teknologi.
Zaman globalisasi dewasa ini menjadi semakin maju tetapi sayangnya tidak diikuti oleh perkembangan perekonomian negara kita yang masih tertinggal jauh. Sudah banyak perkembangan zaman yang bisa kita lihat disekitar kita saat ini. Salah satunya ialah penggunaan smartphone yang semakin diminati  dan semakin meningkat setiap tahunnya. Dengan tersedianya fasilitas-fasilitas sosial media  yang semakin memudahkan kita tidak hanya dalam berkomunikasi tetapi juga dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hal ini jelas menarik keinginan para produsen untuk mencari celah atau peluang usaha dengan mengambil keuntungan yang didapat dari banyak pengguna  smartphone saat ini. Dengan hanya bermodal smartphone yang kita gunakan dalam keseharian ditunjang pula fasilitas internet yang semakin luas, kita dapat mencoba suatu bentuk usaha yang dapat ditawarkan kepada konsumen termasuk dalam interaksi jual belinya. Saat ini ada satu tren yang mengemuka di dunia, bahkan di Indonesia, yakni belanja online, atau sering disebut online shop.
Berbagai macam barang bisa kita jual secara online. Dari baju, sepatu, tas, aksesoris, kosmetik, bisa kita jual hanya dengan melakukan sekali ‘klik’ saja. Online shop terhitung mudah dijalankan dan murah karena tidak membutuhkan modal yang besar, hanya  foto produk serta akses internet untuk menjalankannya. Namun, uniknya dalam penjualan online shop ini banyak sekali penjual yang memunculkan istilah-istilah khusus  untuk menarik perhatian pembeli agar tertarik dengan barang yang dijualnya. Bukan hanya itu saja, istilah-istilah khusus ini juga dapat mempermudah dalam transaksi jual beli dan bisa mendekatkan antara penjual dan pembeli. Maka dalam hal ini penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop perlu dikaji secara mendalam dengan menggunakan penelitian sosiolinguistik.
B.    Rumusan Masalah
1)     Bagaimanakah istilah-istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli online shop?
2)     Bagaimanakah pengaruh penggunaan bahasa yang digunakan dalam transaksi jual beli online shop terhadap masyarakat?
3)     Apakah istilah-istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli online shop mempengaruhi bahasa baku Indonesia?
C.    Tujuan dan Manfaat
a)     Tujuan
1)     Untuk mengetahui istilah-istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli online shop
2)     Untuk mengetahui pengaruh penggunaan bahasa yang digunakan dalam transaksi jual beli online shop terhadap masyarakat
3)     Untuk mengetahui adakah pengaruh istilah-istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli online shop terhadap bahasa baku Indonesia.
b)     Manfaat
1)     Sebagai acuan pengembangan penelitian di bidang sosiolinguistik
2)     Memberikan pengetahuan tentang penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop
3)     Memberikan pengetahuan tentang istilah-istilah baru dalam transaksi jual beli online shop
4)     Memberikan pengetahuan mengenai pengaruh istilah-istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli online shop terhadap bahasa baku Indonesia.

D.    Teori
a)     VARIASI DAN JENIS BAHASA
a.      Variasi
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan.
Sebagai sebuah langue sebuah bahasa mempunyai sistem dan subsistem yang dipahami sama oleh semua penutur bahasa itu. Namun, karena penutur bahasa tersebut,meski berada dalam masyarakat tutur, tidak merupakan kumpulan manusia yang homogen, maka wujud bahasa yang konkret, yang disebut parole, menjadi tidak seragam. Bahasa itu menjadi beragam dan bervariasi (catatan: istilah variasi sebagai padanan kata Inggris variety bukan varitation). Terjadinya keragaman atau kevariasian bahasa ini bukan hanya disebabkan oleh para penuturnya yang tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi sosial yang mereka lakukan sangat beragam. Setiap kegiatan memerlukan atau menyebabkan terjadinya keragaman bahasa itu. keragaman ini akan semakin bertambah kalau bahasa tersebut digunakan oleh penutur yang sangat banyak, serta wilayah yang sangat luas.
1.     Variasi dari Segi Penuturnya
Variasi bahasa pertama yang kita lihat berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek, yakni variasi bahasa yang bersifat perseorangan.
Variasi bahasa berdasarkan penuturnya adalah yang disebut dialek, yakni variasi bahasa dari sekelompok penutur yang jumlahnya relatif, yang berada pada satu tempat, wilayah, atau area tertentu.
2.     Variasi dari Segi Pemakaian
Variasi bahasa berkenaan dengan penggunaannya, pemakaiannya, atau fungsinya disebut fungsiolek (Nababan 1984), ragam, atau register. Variasi ini biasanya dibicarakan berdasarkan bidang penggunaan, gaya, atau tingkat keformalan, dan sarana penggunaan. Variasi bahasa berdasarkan bidang pemakaian ini adalah menyangkut bahasa itu digunakan untuk keperluan atau bidang apa. Dalam penelitian sosiolinguistik mengenai online shop, penggunaan bahasa atau istilah-istilah khusus ini digunakan untuk transaksi jual beli dalam bidang kewirausahaan.
3.     Variasi dari Segi Keformalan
Berdasarkan tingkat keformalannya, Martin Joos (1967) dalam bukunya The Five Clock membagi variasi bahasa atas lima macam gaya (Inggris: Style), yaitu gaya atau ragam beku (frozen), gaya atau ragam resmi (formal), gaya atau ragam usaha (konsultatif), gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab (intimate).
Dalam penelitian sosiolinguistik mengenai penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop ini menggunakan gaya atau ragam santai (casual), dan gaya atau ragam akrab (intimate). Karena online shop ini sifat dan situasinya lebih santai serta banyak menggunakan bentuk alegro, yakni bentuk kata atau ujaran yang dipendekkan.
4.     Variasi dari Segi Sarana
Variasi bahasa dapat pula dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Dalam hal ini dapat disebut adanya ragam lisan dan ragam tulis, atau juga ragam dalam berbahasa dengan menggunakan sarana atau alat tertentu, yakni, misalnya, dalam bertelepon dan bertelegraf.
Dalam penelitian sosiolinguistik mengenai penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop, sarana yang digunakan adalah internet yaitu dengan menggunakan smartphone, laptop, ataupun komputer.


b.     Jenis bahasa
Penjenisan bahasa secara sosiolinguistik tidak sama dengan penjenisan (klasifikasi) bahasa secara geneologis (genetis) maupun tipologis. Penjenisan atau klasifikasi secara geneologis dan tipologis berkenaan dengan ciri-ciri internal bahasa-bahasa itu, sedangkan penjenisan secara sosiolinguistik berkenaan dengan faktor eksternal bahasa atau bahasa-bahasa itu yakni faktor sosiologis, politis, dan kultural.

E.     Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop adalah observasi. Observsasi yang dilakukan adalah observasi partisipatoris.
Observasi partisipasi adalah observasi yang melibatkan peneliti atau observer secara langsung dalam kegiatan pengamatan di lapangan. Jadi, peneliti bertindak sebagai observer, artinya peneliti merupakan bagian dari kelompok yang ditelitinya.
Dalam metode ini saya ikut serta dan terlibat dalam melakukan komunikasi dengan penjual. Hal ini, untuk mengetahui apa saja bahasa yang mereka gunakan dalam berkomunikasi dengan pembeli. Banyak sekali istilah khusus dalam online shop sari colection, misalnya COD, TF, ready, sould out, ongkir dan lain sebagainya.










BAB II
Pembahasan

A.    Istilah-istilah Khusus pada Transaksi Jual Beli Online Shop
Penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop sangat beragam, banyak istilah-istilah khusus yang digunakan penutur untuk melakukan transaksi jual beli. Berikut istilah-istilah yang sering ditemukan dalam jual beli online shop:
1.     Seller = Seller atau dalam bahasa Indonesianya adalah penjual. Mereka ini adalah para pemilik online shop.
2.     Buyer = sebutan untuk pembeli atau konsumen
3.     Customer = sama dengan buyer, namun ini adalah sebutan untuk pembeli loyal (sering order)
4.     Supplier = sebutan untuk orang yang memberikan pasokan barang pada para penjual.
5.     Reseller = sebutan untuk penjual yang menjualkan barang orang lain untuk konsumennya. Dalam istilah sederhananya adalah calo.
6.     Dropship= pengiriman barang kepada konsumen dengan mengatasnamakan pihak kedua selaku reseller.
7.     TF = Transfer
8.     Return = tukar barang yang sudah dibeli dengan barang lainnya
9.     Refund = Transaksi dibatalkan, barang dikembalikan kepada penjual dan uang dikembalikan kepada pembeli
10.  Reject = barang tidak dalam kondisi baik, ada cacat.
11.  Ready stock = barang tersedia.
12.  PO = singkatan dari Pre Order. Ini adalah sistem yang banyak dipakai oleh mereka yang menjual barang impor, atau custom. Jadi, barang baru akan dipesankan atau diproduksi setelah jadwal PO berakhir, dan dikirim setelah barang jadi.
13.  Restock= Restock artinya barang yang diperjualbelikan tersedia kembali, setelah mengalami out of stock.
14.  Out of stock= Istilah untuk keadaan barang yang habis persediannya di tangan penjual atau supplier
15.  Sold = habis terjual
16.  Trusted = terpercaya, bukan penipu
17.  Testimonial/Testi = Istilah untuk pesan dan kesan dari pelangganya. Ini biasanya dijadikan bukti untuk meyakinkan pembeli lainnya berdasarkan pengakuan pembeli sebelumnya
18.  DP (Down Payment) = sistem pembayaran yang tidak langsung dibayar lunas. Sistem pembayaran ini biasanya digunakan untuk barang dengan sistem pre order.
19.  Full payment = pembayaran penuh, atau langsung LUNAS.
20.  Booked= telah dipesan oleh orang lain. Anda tidak bisa membelinya
21.  Keep = Hampir sama dengan booked diatas, keep biasanya dilakukan oleh pembeli yang sudah pasti akan membeli satu produk tapi belum sempat melakukan pembayaran. Pesanan di keep terlebih dahulu agar tidak terjual kepada orang lain
22.  Hit and run = Istilah untuk mereka yang pesan ini itu, janji mau bayar tanggal sekian tapi tidak menepatinya. Hit and run bisa juga istilah untuk konsumen yang rajin tanya-tanya detail produk tapi tidak pernah membeli.
23.  Ongkir/shipping cost (Ongkos kirim)= biaya pengiriman dari tempat penjual ke pembeli. Ini ditanggung sama pembelinya.
24.  No Afgan = Istilah ini merujuk pada judul lagu Afgan yang berjudul Sadis. Artinya boleh nawar, tapi jangan sadis-sadis.
25.  Rekber = singkatan dari rekening bersama. Maksudnya ini adalah rekening pihak ke-3 yang menjadi mediator antara penjual dan pembeli.
26.  Resi = nomor bukti pengiriman barang yang didapatkan dari pihak ekspedisi.
27.  COD (Cash on Delivery)= Cara pembelian di mana penjual dan pembelinya bisa bertatap muka. Bisa janjian di sebuah tempat, atau penjual anterin ke rumah pembeli. Pembayaran di lakukan saat mereka saling bertemu.




Contoh percakapan transaksi jual beli online shop sari colecction:
                                       
Pembeli: “Berapa sis?”
Penjual: “95 say,Mau?? Murmer banget ini Best seller loh”
Pembeli: “Bahannya apa say?”
Penjual: “Ini bahan wolpeach bahannya kaya sifon tapi diatasnya sifon enak ga    gerah pokoknya.”
Pembeli: “Pengiriman dari mana?”
Penjual: “Dari bandung say, Btw posdim say?? Oh iya btw khusus Semarang dan Batang ada free ongkir loh kalau bersedia ambil kerumah aku..kalau dianter kerumah say yang pasti kalau msh satu wilayah dg owner semkin murah ongkirnya misalnya Mager gitu :D
Pembeli: “Posisi di Semarang say. Oke aku pesen satu ya.”
Penjual: “Oke say bisa di ambil ke kos yaa yang mau free ongkir, kalau lwt J&T 9000 untuk wilayah Semarang,Aku keep.in yahh pembayan bisa Depe dulu 50% atau fullcash bisa setelah itu baru di proses thanks”
Pembeli: “Oke Say”
Di atas adalah contoh percakapan antara penjual dan pembeli online shop sari colection. Banyak sekali istilah khusus yang digunakan penjual untuk menambah kedekatan dengan pembeli, istilah tersebut misalnya murmer, best seller, BTW, posdim, free ongkir, owner, dan fullcash.
B.    Pengaruh Penggunaan Istilah Khusus dalam Online Shop Terhadap Masyarakat
Banyak sekali istilah-istilah khusus yang digunakan untuk melakukan transaksi jual beli online shop. Munculnya istilah-istilah khusus ini sangat mempengaruhi penggunaan bahasa terhadap masyarakat. Masyarakat mulai menggunakan istilah khusus tersebut jika mereka ingin membeli barang secara online. Masyarakat lebih nyaman menggunakan istilah  khusus hanya untuk menambah keakraban dan kedekatan dengan penjual. Misalnya COD, gotik, Japri, TF, GC.
C.    Pengaruh Penggunaa Istilah Khusus Online Shop Terhadap Bahasa Baku Indonesia
Dengan adanya variasi atau ragam bahasa sebenarnya tidak mempengaruhi bahasa baku Indonesia. Asalkan penggunaannya tidak berlebihan dan sesuai dengan situasi, waktu, dan tempat. Begitu juga dengan istilah khusus yang digunakan pada transaksi jual beli online shop sama sekali tidak mempengaruhi bahasa baku Indonesia. Melainkan istilah khusus itu menambah keberagaman bahasa yang ada di Indonesia.


BAB III
Penutup

Kesimpulan
Variasi atau ragam bahasa merupakan bahasan pokok dalam studi sosiolinguistik, sehingga Kridalaksana (1974) mendefinisikan sosiolinguistik sebagai cabang linguistik yang berusaha menjelaskan ciri-ciri variasi bahasa dan menetapkan korelasi ciri-ciri variasi bahasa tersebut dengan ciri-ciri sosial kemasyarakatan.
Penggunaan bahasa pada transaksi jual beli online shop sangat beragam, banyak istilah-istilah khusus yang digunakan penutur untuk melakukan transaksi jual beli. Istilah tersebut misalnya COD, ongkir, TF, ready stock, japri dan lain sebagainya.
Istilah-istilah khusus ini sangat mempengaruhi dalam masyarakat, banyak masyarakat yang menggunakan istilah tersebut untuk melakukan transaksi jual beli dan untuk menambah keakraban antara penjual dan pembeli. Penggunaan istilah khusus inipun tidak mempengaruhi bahasa baku Indonesia. Akan tetapi menambah variasi dan keragaman bahasa di Indonesia.








DAFTAR PUSTAKA
Chaer, Abdul, Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan Awal.
 Jakarta: Rineka Cipta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal

Variasi Bahasa yang Terdapat pada Masyarakat Kota Ambon Maluku dan Kota Tual Maluku Tenggara”

Variasi Penggunaan Volume Bahasa pada Mayarakat Pegunungan dan Masyarakat Pesisir