Peristiwa Tutur Tukang Parkir Indomaret Karangawen
“Peristiwa Tutur Tukang Parkir
Indomaret Karangawen”
Restu Ari
Prabowo
16410052
3B/PBSI/FPBS
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Peristiwa tutur adalah terjadinya
atau berlangsungnya interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih
yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur, dengan satu pokok
tuturan, di dalam waktu, tempat, dan situasi tertentu. Jadi, interaksi antara
tukang parkir Indomaret Karangawen dengan lawan tuturnya yang berbeda-beda pada
waktu tertentu dengan menggunakan bahsa sebagai alat komunikasinya adalah
sebuah peristiwa tutur. Profesi di Indonesia sangatlah
beragam begitu pula peristiwa tutur yang terjadi antara siapa dengan siapa, tak
terkecuali tukang parkir, mereka juga pernah mengalami peristiwa tutur, malah
mereka sangat sering mengalami apa yang disebut peristiwa tutur. Di artikel
saya ini akan membahas sepeerti apa peristiwa tutur yang terjadi antara tukang
parkir dengan masyarakat sekitar.
Rumusan Masalah
Bagaimana bahasa yang digunakan
tukang parkir saat dalam situasi Peristiwa Tutur ?
Teori
Peristiwa
tutur.
Tujuan
Untuk
mengetahui bagaimana bahasa tukang parkir saat melakukan percakapan dengan
masyarakat yang pada dasarnya berbeda satu sama lain.
Metode
Metode yang saya gunakan adalah
metode observasi partisipatoris.
Pembahasan
Tukang
parkir, terkadang di anggap beberapa orang seperti hal gaib yang tiba-tiba
muncul saat kita sedang beranjak dari suatu tempat, seperti yang sering kita
alami bila kita sedang berbelanja di mini market.Tetapi jasa mereka terkadang
memang kita perlukan, saat kita membawa barang belanja yang cukup banyak merekasenantiasa
membantu menata barang belanjaan kita pada kendaraan dan juga menata posisi
kendaraan kita. Tak
hanya itu, tukang parkir juga memiliki kemampuan berbahasa yang santai dan bisa
membaur kepada siapapun, itu di sebabkan karena tukang parkir yang saya teliti
adalah tukang parkir Indomaret Karangawen, yang letaknya adalah di desa
Karangawen, samping jalan raya yang menghubungkan 3 kota, Semarang , Demak, dan
juga Purwodadi. Tak hanya itu, letak Indomaret nya juga sangat strategis, di
seberang nya ada pasar tradisional Karangawen, itu menyebabkan tukang parkir di
sana memiliki kemampuan berbahasa yang cukup baik dan tahu bagaimana menerapkannya. Berikut
adalah percakapan tukang parkir dengan ibu-ibu.
Tukang
parkir : “Wah blonjo akih men to makdhe”
(dengan nada yang sedikit bergurau)
Ibu-ibu : “Heeh ki to meh masak-masak
mengko neng omah”
Tukang
parkir : “Mengko nek wes mateng aku di
teri ra makdhe?”
Ibu-ibu : “Yo tetep, nomer siji malahan” (membalas
dengan berguaru)
Berikut ini
adalah percakapan tukang parkir dengan anak muda yang bernama Arifin.
Arifin :
“Rame ra mas malem minggu?”
Tukang
Parkir : “Lumayan pin, la koe meh neng
ndi to pin ?”
Arifin : “Malam minggu biasa to mas
ngapeli mbak pacar.”
Tukang
parkir : “Oalah yawes pin, ati-ati lo
seng penting pin!”
Arifin : “Siap mase.”
Berikut ini adalah percakapan tukang parkir dengan seorang
pria tak di kenal yang menanyakan alamat.
Pria X :
“Selamat malam mas, saya mau bertanya.”
Tukang parkir : “Iya
mas mau bertanya soal apa?”
Pria X :
“Mas tahu apa tidak alamat rumah bapak Safian, tukang pijat yang katanya terletak di
kampung belakang Indomaret ini ?”
Tukang parkir : “Iya saya tahu mas, dari sini mas lurus,
nanti pasti ada gang, lalu belok kanan,
setelah itu lurus, rumah nomor satu warna abu-abu. Nah itu rumahnya bapak
Safian, tukang pijit yang mas cari.
Pria X : “Terimakasih mas.”
Tukang parkir : “Sama-sama mas, hati-hati di jalan.”
Dan yang terakhir adalah percakapan
anatara tukang parkir dan pak RT kampung saya.
Tukang parkir : “Assalamualaikum Pak RT.”
Pak RT : “Waalaikumsalam.”
Tukang parkir : “Ajeng tindak pundi to Pak kok rapi sanget?”
Pak RT : “Iki lo arep
kajatan neng gone pak Tur.”
Tukang parkir : “Enten acara punopo teng griyane pak Tur Pak ?”
Pak RT : “Iki lo acara syukuran.”
Tukang parkir : “Nggeh mpun Pak, atos-atos nggih”
Kesimpulan
Jadi kesimpulannya adalah, walaupun mereka tukang parkir
mereka juga pernah mengalami peristiwa tutur. Bahkan lebih banyak peristiwa tutur
yang mereka alami, itu di sebabkan karena mereka sering sekali bertemu
orang-orang dengan latar belakang yang berbeda-beda, begitu terus menerus
hingga mereka terbiasa dengan situasi-situasi yang bermacam-macam.
Daftar pustaka
Chaer,Abdul,Leonie Agustina.2010.Sosiolinguistik perkenalan awal.Jakarta:PT Rineka Cipta

Komentar
Posting Komentar