Pengaruh  Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Transaksi Jual Beli Furniture di Kampung Sembada Ukir

Muhammad Khoirur Rijal 16410056 PBSI 3B Universitas PGRI Semarang Choirurrijal98@gmail.com


Pedahuluan

A.     Latar Belakang
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang digunakan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi sehari-hari,seperti dalam proses belajar mengajar di sekolah atau dalam proses bertrasaksi jual beli.Dalam transaksi jual beli  penggunaan Bahasa Indonesia mempunyai pengaruh tersendiri,contohnya dalam  transaksi jual beli furnitur di Kampung Sembada Ukir,pengusaha furnitur di sana lebih bersikap rendah kepada penutur bahasa Indonesia daripada penutur bahasa  jawa tapi bukan berarti tidak menghormati penutur bahasa jawa,pelayananya ke semua pembeli pun sama tetapi pelayanan kepada penutur bahasa Indonesia lebih baik dari pada penutur bahasa jawa.
Berpengaruhnya pengguanaan Bahasa Indonesia dalam transaksi jual beli furnitur di Kamapung Sembada Ukir merupakan sebuah masalah sosolingistik maka dari itu penulis akan menulis artikel tentang “Pengaruh Penggnaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa dalam Transaksi Jual Beli Furnitur di Kampung Sembada Ukir”.
B.      Rumusan Masalah

a.      Mengapa penggunaan  Bahasa Indonesia berpengaruh dalam transaksi jual beli furnitur di Kampung Sembada Ukir?

C.      Tujuan
Tujuan pembuatan artikel ini bertujuan untuk mengetahua mengapa penggunaan Bahasa  Indonesia dalam transaksi jual beli  furnitur di Kampung Sembada Ukir berpengaruh.




D.     Teori

Menganut apa yang dikatakan oleh Dell Hymes (1972), bahwa peristiwa tutur harus memenuhi syarat delapan komponen yang bila huruf depanya dirangkai menjadi akronim SPEAKING.Masalah sosiolinguistik tentang  pengaruh penggunaan bahasa Indonesia pada  transaksi jualbeli furnitur di Kampung Sembada Ukir termasuk masalah sosiolinguistik  yang masuk ke dalam peristiwa tutur,hal itu dikarenakan dalam masalah artikel ini menyinggung apa yang telah dikatakan oleh Dell hymes yaitu tentang peristiwa tutur.


E.      Metode

Dalam penelitian ini penlulis menggunakan metode observasi  partisipatoris,karena dalam penelitian penulis juga terjun  langsung sebagai penjual furnitur di Kampung Sembada Ukir,Penulis  sejak kelas 2 SMA sudah menjadi penjual furnitur di Kampung Sembada Ukir.
Penelitian ini juga menggunakan metode wawancara,karena dalam pengambilan data informasi penulis juga mewawancarai beberapa pengusaha furnitur di Kampung Sembada Ukir. tepatnya pada tanggal 29 November 2017 yaitu dengan  bapak Widodo dan bapak Paidi.


                              Pembahasan
           
Dalam percakapan penggunaan beberapa bahasa yang tepat dapat  mempengaruhi lawan bicara dalam percakapanya,seperti dalam transaksi jual beli furnitur di Kampung Sembada Ukir seorang penjual akan melayani pembeli dengan bahasa yang yang digunakan oleh pembeli,jika pembeli menggunakan bahasa Indonesia maka penjual akan menggunakan bahasa Indonesia ,begitupun jika pembeli menggunakan bahasa jawa maka penjual juga menggunakan bahasa jawa,hal itu bertujuan agar dalam proses bertransaksi pembeli maupun penjual merasa akrab dan saling diuntungkan.
Tetapi dalam transaksi jual beli furnitur di Kampung Sembada Ukir, penjual furnitur di sana lebih merendah dengan pembeli yang menggunakan Bahasa Indonesia daripada pembeli yang menggunakan bahasa jawa,lalu apa penyebabnya?
Penjual furnitur di Kampung Sembada Ukir lebih merendah kepada pembeli yang menggunakan Bahasa Indonesia daripada pembeli yang mengunakan Bahasa Jawa hal itu disebabkan karena penjual funitur di sana beranggapan bahwa pembeli yang menggunakan bahasa Indonesia lebih berpendidikan dan juga lebih banyak materi atau uang ketimbang pembeli yang menggunakan bahasa jawa,hal ini juga disebabkan karena anggapan penjual furnitur yang sudah berjalan lama yaitu orang yang menggunakan bahasa indonesia biasanya datang dari luar kota yang ingin membeli furnitur,dan dalamproses  transaksi jual beli orang yang menggunakan bahasa Indonesia dalam menego tidak terlalu banyak.
Banyak anggapan yang baik kepada pembeli yang mengunakan bahasa Indonesia dalam transaksi jual beli furnitur di Kampung Sembada Ukir,meskipun semua itu ada juga yang tidak benar,karena tidak semua pembeli yang menggunakan bahasa Indonesia berpendidikan tinggi atau memiliki materi banyak dan tidak juga  berasal dari luar kota.
Anggapan pembeli yang menggunakan bahasa Indonesia itu berpendidikan tinggi atau memiliki materi yang banyak dan berasal dari luar kota itu merupakan sebuah masalah sosiolinguistik yang harus dibenahi,karena itu semoga dengan penulis menulis artikel ini semoga anggapan-anggapan yang tidak pasti kebenaranya tidaklah cepat dipercayai,dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca.


F.      Kesimpulan

Anggapan penjual furnitur tentang pembeli yang menggunakan bahasa Indonesia itu berpendidikan tinggi atau memiliki materi yang banyak dan berasal dari luar kota itu tidaklah semua benar,dan jangan menilai pembeli dari bahasa apa yang digunakan pembeli karena bahasa bukanlah patokan pendidikan dan jumlah materi maupun asal seseorang,maka dari itu bijaklah dalam menilai seseorang.

G.     Daftar pustaka


      Chaer,Abdul,Leonie Agustina.2010.Sosiolinguistik Perkenalan Awal.Jakarta  :                     .                  Rineka  Cipta. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal

Variasi Bahasa yang Terdapat pada Masyarakat Kota Ambon Maluku dan Kota Tual Maluku Tenggara”

Variasi Penggunaan Volume Bahasa pada Mayarakat Pegunungan dan Masyarakat Pesisir