Variasi Bahasa Pedagang Sembako di Pasar Telawa



ARTIKEL
Variasi Bahasa Pedagang Sembako di Pasar Telawa

PutriYulianti
16410077
PBSI 3B
putriyulianti552@gmail.com

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Bahasa merupakan bunyi ujar yang keluar dari alat ucap manusia yang memiliki sifat arbhiter. Bahasa digunakan untuk berkomunikasi antarpersona maupun antar kelompok. Bahasa sendiri memiliki ciri-ciri sebaga berikut bahasa itu sebuah system lambang, berupa bunyi, produktif, dinamis, beragam dan manusiawi. Bahasa akan digunakan setiap manusia dalam kehidupan sosial untuk berhubungan satu dengan yang lainnya. Kemudian dari tersebut mereka akan berhubungan melalui kontak langsung maupun komunikasi secara verbal dan non verbal.  Seperti halnya yang dilakukan penjual dan pembeli sembako di pasar itu menggunakan komunikasi secara verbal yaitu dengan cara bentuk komunikasi yang disampaikan secara lisan atau langsung.
Perbedaan bahasa yang sering kali dilontar pendagang kepada pembeli bisa berbedaan para pembeli satu dengan pembeli yang lainnya, tergantung dari segi kedekatan penjual dan pembelinya. Kedekatan penjual dan pembeli juga bisadilihatdarisegibahasanya, penjual dan pembeli jika bahasanya sudah menggunakan bahasa yang biasa sehari-hari atau bisa disebut dengan bahasa yang blak-blakan maupun ceplas-ceplos penjual dan pembeli sudah cukup dekat dan sudah cukup mengenal satu sama lain. Sedangkan penjual dan pembeli yang menggunakan bahasa yang santun, bahasa yang cuek, bahasa yang canggung, dan bersikap cuek maupun acuh berarti dapat disimpulkan bahwa penjual dan pembeli itu tidak dekat maupun belum kenal.
Perbedaan bahasa pendagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli dapat terlihat jelas di pasar Telawa Juwangi kecamatan Juwangi kabupaten Boyolali. Bahasa yang dilontarkan penjual dan pembeli jika sudah mengenal satu sama lain  atau sudah akrab satu sama lain bahasa yang digunakan pasti blak-blakan atau ceplas-ceplos. Misalnya saya ingin membeli beras 10 kg di tempat yang sudah saya ketahui penjualnya pasti saya akan berbicara biasa saja dan menggunakan bahasa sehari-hari yang saya gunakan. Sedangkan jika saya belum begitu akrab maupun belum kenal dengan penjualnya maka saya akan menggunakan bahasa yang sopan maupun menggunakan bahasa Jawa krama maupun menggunakan bahasa Indonesia. Dari perbedaan bahasa tersebut yang dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembelinya itu akan mempengaruhi harga jual sembako yang ada di pasar dapat mempengaruhi proses jalannya transaksi jual beli karena kurangnya pemahaman mengenai bahasa yang diucapkan oleh pembeli.

B.     Rumusan Masalah

a.       Mengapa perbedaan bahasa pedagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli dapat mempengaruhi harga jual sembako?


C.    Tujuan
a.       Untuk mengetahui harga jual sembako dari perbedaan bahasa sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembelinya.

D.    Manfaat

1.      Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan untuk perkembangan dan pengetahuan mengenai perbedaaan bahasa pedagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli.

2.      Manfaat Praktis

a.       Manfaat bagi Pembaca
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk referensi dan sumberin formasi atau pengetahuan bagi pembaca mengenai perbedaan bahasa pedagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli.
b.      Manfaat bagi Penulis
1.      Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peniliti untuk mengetahui berbagai perbedaan bahasa pedagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli.
2.      Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengembangkan hasil penelitian untuk kedepannya.
3.      Penelitian ini digunakan untuk mengukur kemampuan peneliti dalam menerapkan ilmu pengetahuan yang didapatkan dalam kegiatan perkuliahan.





E.     Teori
Sosiolinguistik merupakan cabang ilmu linguistik yang objek kajiannya berupa bahasa yang berkaitan dengan masyarakat. Sosiolinguistik diharapkan dapat berbicara dengan menggunkan bahasa yang kompleks. De Saussure (1916)  mengatakan bahwa bahasa adalah salah satu lembaga kemasyarakatan lain, seperti perkawinan, pewarisan harta peninggalan dan sebagainya. Ragam-ragam bahas ini bukan hanya dapat menunjukan adanya perbedaan sosial dalam masyarakat, tetapi juga memberikan indikasi mengenai situasi berbahasa, dan mencerminkan tujuan,topik, kaidah, dan modus-modus penggunaan bahasa.
Variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan dengan adanya interaksi sosial dalam masyarakat yang beragam dan penuturnya yang tidak homogen. Variasi atau ragam bahasa ada dua pandangan yaitu variasi dilihat sebagai adanya keragaman sosial penutur bahasa itu dan keragaman fungsi dan variasi bahasa itu sudah ada untuk memenuhi fungsinya yang sebagai alat interaksi dalam kegiatan masyarakat yang beraneka ragam.

F.   Metode Penelitian

Metode yang digunakan yaitu metode observasi dan metode penelitian lapangan.
1.      Metode observasi
Metode observasi yang digunakan adalah observasi partisipatoris yaitu peneliti maupun peserta komunikasi ikut langsung berpartisipasi dalam kegiatan mengumpulkan bukti maupun data. Dengan cara peneliti ikut di dalam suatu kegiatan jual beli sembako yang terdapat di pasar Telawa Juwangi, dan merekam hasil penelitiannya.
2.      Penelitian lapangan
Yaitu metode yang digunakan dengan cara turun kelapangan atau tempat penelitian secara langsung mencari bukti atau mengumpulkan data dengan cara melihat bagaimana pedangang sembako tersebut berjualan.

    



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Perbedaan Bahasa Pedagang Sembako Dilihat dari Segi Kedekatan Penjual Dan Pembeli Dapat Mempengaruhi Harga Jual Sembako

Sering kali perbedaaan bahasa mempengaruhi semua aktivitas masyarakat yang ada. Masyarakat yang mengunakan bahasa yang berbeda sesuai dengan kebiasaannya masing-masing.
Perbedaan bahasa yang digunakan pedagang sembako di pasar Juwangi berbeda-beda mulai dari yang menggunakan bahasa Jawa krama alus, ngko, dan ada yang menggunakan bahasa Indonesia. Di pasar Telawa ini menurut saya ada perbedaan yang sangat menarik yaitu perbedaan bahasa pedagang sembako yang dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli itu mempengaruhi harga jual sembako terlihat di salah satu kios sembako yang berada di pasar Telawa yaitu kios sembako. Kios sembako ini memperjualbelikan berbagai macam sembako mulai dari minyak, beras, telur, gula, dan lain-lain. Bahasa yang digunakan pedagang ini biasanya yaitu bahasa Jawa kepada orang-orang yang membeli sembako ditokonya.  Bahasa yang digunakan penjual dan pembeli di pasar Telawa yang telah mengenal dekat menggunakan bahasa yang biasanya sehari-hari atau bisa disebut dengan bahasa yang blak-blakan maupun ceplas-ceplos penjual dan pembeli sudah cukup dekat dan sudah cukup mengenal satu sama lain. Misalnya ada seorang Ibu ingin membeli beras 10 kg di tempat yang sudah dikenalnya dan sudah akrab dengan penjualnya Ibu itu akan menggunakan bahasa yang biasa saja atau bahasa ngko “Pur aku tuku beras 10 kg” Sedangkan jika Ibu itu belum begitu akrab maupun belum kenal dengan penjualnya maka Ibu itu akan menggunakan bahasa yang sopan dengan nada yang lebih halus menggunakan bahasa Jawa krama maupun menggunakan bahasa Indonesia.
Ada satu pedagang sembako memiliki toko sudah cukup lama di pasar Telawa ini. Toko tersebut setiap harinya buka mulai jam 07.00 – 16.30 WIB. Namun, lain halnya jika pada hari penanggalan jawa masyarakat di daerah tersebut biasanya menyebutnya hari Pasaran pasar Telawa, hari tersebut yaitu hari Wage dan Legi menurut penanggalan jawa. Setiap Wage dan Legi itu pasti banyak yang berkunjung di pasar itu untuk memcari kebutuhan yang mereka perlukan. Penjual ini kalau hari pasaran pasar Telawa buka mulai pukul 05.30 – 17.00 WIB, toko ini buka lebih awal karena pada hari Pasaran pasar Telawa ini banyak di kunjungi masyarakat. Dari sini penjual akan memanfaatkan untuk berjualan sebaik-baiknya. Di hari Wage banyak pembeli pada toko tersebut, pembeli tersebut mulai dari anak-anak, remaja, dan orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan. Dengan itu perbedaan bahasa pun mulai berragam. Perbedaan bahasa tersebut dapat mempengaruhi harga jual sembako namun dilihat dari segi kedekatannya juga. Misalnya ada dua anak yang disuruh orang tuanya membeli satu kilogram gula pasir di toko tersebut. Anak pertama membeli satu kilo gula dengan menggunakan bahasa krama “Budhe kulo tumbas gendhis pasir setunggal kilo nggeh” dan orang tuanya mengenal penjual itu sembako itu, gula tersebut dijual oleh anak pertama seharga Rp11.000,00 sedangkan anak yang kedua sama-sama membeli gula pasir satu kilogram di toko yang sama pula. Namun, anak yang kedua ini tidak mengenal pedagang sembako ini dan dia menggunakan bahasa Indonesia “ Bu, saya beli gula pasir satu kilogram ya”. Harga gula pasir satu kilogram yang dibeli anak kedua tersebut seharga Rp13.000,00. Sebenarnya harga normal gula pasir di pasaran sekitar Rp12.000,00. Dari sini saya dapat menyimpulkan bahwa perbedaan bahasa yang dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli sembako benar adanya.
         Perbedaan bahasa pedagang sembako yang dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli tidak hanya terjadi pada satu pedagang saja di pasar Telawa hampir semua pedagang sembako di pasar Telawa melakukan tersebut. Dengan alasan karena sudah langganan dan sudah mengenal keluarga si pembeli maka dari itu penjual memberikan harga yang di bawah harga pasarannya. Perbedaan bahasa pedagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli mempengaruhi harga jual sembako tersebut karena pedagang sembako menghormati dan menyenangkan pembeli yang sudah dikenal serta dekat dengannya, supaya nantinya pembeli tersebut tetap membeli bahan kebutuhan sembakonya di toko sembako yang dimilikinya.








BAB III
KESIMPULAN
Bahasa merupakan bunyi ujar yang keluar dari alat ucap manusia yang memiliki sifat arbhiter. Variasi bahasa adalah keragaman bahasa yang disebabkan dengan adanya interaksi sosial dalam masyarakat yang beragam dan penuturnya yang tidak homogen.
Bahasa yang digunakan penjual dan pembeli di pasar Telawa yang telah mengenal dekat menggunakan bahasa yang biasanya sehari-hari atau bisa disebut dengan bahasa yang blak-blakan maupun ceplas-ceplos penjual dan pembeli sudah cukup dekat dan sudah cukup mengenal satu sama lain.
Perbedaan bahasa pedagang sembako dilihat dari segi kedekatan penjual dan pembeli mempengaruhi harga jual sembako tersebut karena pedagang sembako menghormati dan menyenangkan pembeli yang sudah dikenal serta dekat dengannya, supaya nantinya pembeli tersebut tetap membeli bahan kebutuhan sembakonya di toko sembako yang dimilikinya.



DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. dan Leonie Agustina. 2010. Sosiolinguistik Perkenalan awal. Jakarta: Renika Cipta. 

Komentar

  1. Best Ways to Start a Casino in 2021 - DrmCD
    The 광주광역 출장마사지 goal of CasinoStars is to create 문경 출장안마 a reliable 광주광역 출장마사지 casino platform for playing casino 고양 출장마사지 games that you can't afford to lose. All 안산 출장마사지 you need is a

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis Ejaan Pada Surat Dinas di Balai Desa Wonotenggang Rowosari Kendal

Variasi Bahasa yang Terdapat pada Masyarakat Kota Ambon Maluku dan Kota Tual Maluku Tenggara”

Variasi Penggunaan Volume Bahasa pada Mayarakat Pegunungan dan Masyarakat Pesisir